Senin, 14 Desember 2009

Walau Tak Satu

petang yang meradang
nyanyikan gemericik lantunan hujan
dan desah tanah basah
siratkan jiwajiwa yang gelisah..

pada bumi dan rendahnya
ku coba balut setiap luka yang menganga
dan sadarkan ku..
akan tingginya asa yang tak mampu ku raba

pada langit dan tingginya
ku ingin redam setiap getir yang memetir
lalu sadarkan ku..
akan rendahnya rasa bila bersanding denganmu

wahai hujan..
biarlah langit dan bumi tetap seperti adanya
seperti saat langit menangis
lalu bumi ada untuk mengeringkan air matanya

selalu, walau tak pernah satu..




Tidak ada komentar:

Posting Komentar