Jumat, 29 Januari 2010

Telaga Bening Tepian Hati


aku menantimu di kesunyian telaga ini
saat detik tak lagi ingin berdetak
merotasikan waktu

aku menantimu dalam keheningan
saat kelam menguasai malam
di tepi telaga tanpa naungan

hhh..
mengapa mimpi merambat begitu lambat
sisakan lendir sebagai jejak
gelincirkan langkahku
yang terus menapakimu

hanya kibasan ikan di atas permukaan air,
angin mendesir di rerumputan, dan
kumpulan mimpi yang berkerumul
seperti kerumunan telur siput

telaga hening jadi saksi
bening telaga di mataku
sebening telaga hatimu



Kamis, 14 Januari 2010

Kuasa Penjaga Hati




sinar matamu penghancur
pasir, kerikil, bongkahan dan bukit batu hati
sekejap rata lebur
sisakan debu


tidak hutan, tidak belukar
semua habis terbakar
panas api tubuhmu


Hai, pengerontang hatiku
kini kuserahkan akan jadi apa,
tetap gersang dan kerontang
atau kau bangun syurga firdaus
hingga kau merasa nyaman dan tak berfikir melangkah pergi


terserah padamu
karena hati ini
milikmu seutuhnya




Pohon Keyakinan


sepanjang akar pohon hayat
berbatang syariat,
berbunga ma'rifat
berbuah hakikat
dalam rimbun daun keikhlasan

mengenal diri
maknai arti
mengambil hikmah atas segala terjadi


sebatang pohon
tak runduk disambar petir
pancaroba tak membuat jadi sirna
kemarau panjang hanya gugurkan daun-daun ikhlas


yakinkan aku
sesaat setelah turun hujan
pucuk bersemi
putik dan kuntum bersiap diri


Rabu, 13 Januari 2010

Mengenangmu



;Termangu di senja tanpa lidah

Aku mengenangmu
Dengan secarik rindu
yang terbuka pada lembaran usang tak bertuan

Aku mengenangmu
Dengan segumpal keluguan
Yang terungkap lewat senyum tanpa sepercikpun gundah

Aku mengenangmu
Pada lembaran daun teh yang menghijau
Di sepanjang setapak kecil bukit Persil

Bersanding kembang melati yang mewangi
Dan kumbang jantan bersayap satu
Bersatu.
Kemudian hilang saat malam mengabukan awan

Tak ada lidah yang berkata-kata
Hanya desau angin yang mulai mendingin
Dan bersembunyi dibalik bukit
Menyembunyikan rindu, hingga aku tak lagi mengenangmu




aku padamu

Aku merayu pada malam
Agar menunjuk satu bintang
Yang kan terangi alam
Walau siang tak terbentang

Aku meminta pada sunyi
Agar memberi satu kepastian
Yang kan damaikan hati
Pada diri yang tertawan

Aku terduduk memangku lutut
Terkenang dendam, juga cinta
Yang berkelebat melintas mataku
;Lentera redup karena usia

Dan aku memohon padaMu
Agar hanya ada satu
RidhaMu yang kan bersamaku

Menjejal ajal agar tak merancu

di awal 2010

Tiga orang ibu menghalangiku
Dengan wajah ketakutan dan penuh amarah
Seraya berkata, “jangan kau lanjutkan langkahmu nak..”
Satu telunjuk membusur dari tangannya

“Kenapa?” tanyaku
Di arah itu, kulihat seekor buaya memangsa buaya lainnya
Dan terlihat tulang anak ayam yang berserakan
Mencuat satu per satu dari daging yang bercecer

Ternyata buaya tetaplah buaya
Memangsa apapun yang terlihat
Walau sakit gigi, ia takkan menolak buaya lain yang mati
Untuk segera melahapnya

Ada kesedihan di ketiga wajah sayu, senja itu..

Selasa, 12 Januari 2010

Senantiasa ada: i love u, cinta.

meski tak bisa selalu bersamamu
satu di hati yang senantiasa ada:
i love u, cinta.




(with love: from a'zul.a)

Kangen

kangen !

;datang tak dijemput
pergi tanpa permisi.