;Termangu di senja tanpa lidah
Aku mengenangmu
Dengan secarik rindu
yang terbuka pada lembaran usang tak bertuan
Aku mengenangmu
Dengan segumpal keluguan
Yang terungkap lewat senyum tanpa sepercikpun gundah
Aku mengenangmu
Pada lembaran daun teh yang menghijau
Di sepanjang setapak kecil bukit Persil
Bersanding kembang melati yang mewangi
Dan kumbang jantan bersayap satu
Bersatu.
Kemudian hilang saat malam mengabukan awan
Tak ada lidah yang berkata-kata
Hanya desau angin yang mulai mendingin
Dan bersembunyi dibalik bukit
Menyembunyikan rindu, hingga aku tak lagi mengenangmu
Aku mengenangmu
Dengan secarik rindu
yang terbuka pada lembaran usang tak bertuan
Aku mengenangmu
Dengan segumpal keluguan
Yang terungkap lewat senyum tanpa sepercikpun gundah
Aku mengenangmu
Pada lembaran daun teh yang menghijau
Di sepanjang setapak kecil bukit Persil
Bersanding kembang melati yang mewangi
Dan kumbang jantan bersayap satu
Bersatu.
Kemudian hilang saat malam mengabukan awan
Tak ada lidah yang berkata-kata
Hanya desau angin yang mulai mendingin
Dan bersembunyi dibalik bukit
Menyembunyikan rindu, hingga aku tak lagi mengenangmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar