Sebelum aku tutup malam ini dengan doa
Ku biarkan mataku mengkacakan diri
Agar dapat kutembus masa lalu
Disaat seluruh tanganku mengepal
Entah apa yang kugenggam erat
Belum mampu aku melihat jelas
Hanya kudengar mereka bilang
“wes ditulung koq malah menthung?!”
Praaaaaaaang…
Kaca pecah. Dan meleleh berselancar diantara rona pipi
Yang sekejap berubah menjadi pusat pasi
Tuhan, apakah ada cara mengubah air tuba menjadi madu?
Namun malam ini belum berakhir
Aku masih punya kedua tanganku
Kubiarkan mereka membuka jari-jemarinya
Menggoreskan tinta pada halaman penutup
Dengan doa,
;semoga pagi akan selalu menepati janji, untuk menyapa membuka hari
arimbi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar