Selasa, 15 September 2009

Damai Dalam Kelam


Masih kutelusuri perjalanan hari
Meniti detak tiap hembusan nafas
Ku tilik setiap sudut yang kini makin menyudutkanku
Apa yang salah pada hidupku ?

Jika indah itu tak juga menghampiriku
Tak layakkah aku untuk sekedar tersenyum
Seperti taburan gemintang para bintang
Selalu merasakan senyum bulan sabit

Sudut hidup ini makin menyudutkanku
Kian berjabat erat dalam harmoni jiwa
Mengendap resah di tiap palung asa
Memaksaku selalu berdamai bersama kelam

Nafas terasa sesak menjejaki dunia
Jiwa terhempas bagai pengelana maya
Menyusuri lorong-lorong hitam
Membungkus hati seelok nestapa

Haruskah aku berdamai bersama kelam
;Saat hela nafasku tak lagi panjang
;Saat nanar mataku bagai cambukan
;Dan liukan jemariku menjadi sayatan

Tenggelam laraku semakin dalam
Meledakkan palung hampa seonggok jiwa
Terpecah bagai kepingan puzzle yang kau mainkan
Berhamburan menyeset ari kulit hati

Pada puing-puing, satu-satu ku punguti
Ku rangkai lagi menjelma sebuah hati
Asal Kau tak murka pada pengembaraanku
Ku kan tetap terima, menikmati semuanya..

Akh, damaiku dalam kelam..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar